TULANG
PUNGGUNG KE DUA
Aku suka memandang bintang tapi, tidak
ada yang melebihi rasa suka dan sayangku padamu ibu ketika engkau menyentuhku
disini tepat dihati ini dan ketika semua pengorbananmu yang engkau lakukan
untuk hidupku selama ini... Aku tidak tahu mengapa aku seperti ini rasa
sedih, haru dan bangga yang begitu menusuk hati saat aku melihat
kerasnya pengorbananmu untuk anakmu ini membuat sesak dadaku dan hampir tidak bisa bernafas.. Ibu aku ini memang seorang anak yang biasa yang belum bias
melukiskan bangga di hatimu tapi aku berjanji padamu kelak disuatu masa aku akan membuat engkau
bangga dan tersenyum sehingga aku dapat membalas semua budi luhurmu kepadaku
selama ini. Ada kata yang tak bisa ku ucapkan
meski hati ingin sekali
melakukannya... Ada rasa yang tidak bisa ku sampaikan, meski debaran itu selalu
bergelora di dada ingin disampaikan.. Kata itu adalah; "Aku mencintaimu
Ibu." Rasa itu adalah; "Aku menyayangimu Ibu." Ingin sekali
mengatakan semua itu langsung dihadapanmu ... Ibu aku benar-benar takut padamu taku
jika aku gagal membalas semua jasamu, takut jika suatu masa aku tak bisa
membuat bangga di hatimu, takut jika aku
harus kehillangan sosok ibu yang tiada mungkin bisa digantikan oleh
siapapun. Engkau bukan hanya menghangatkan dan menerangi jalanku tapi lebih
dari itu engkau selalu mengiringi jalanku dengan lantunan doa disetiap sujudmu,
aku percaya semuat keberuntungan dan hal baik yang terjadi dalam hidupku ini
adalah jawaban atas doa-doa disetiap sujudmu kepada sang Ilahi, maafkan aku bu
jika selama ini aku pernah membuat hatimu menangis karena perbuatanku atau juga
karena kelalaian sikapku.. aku akan selalu mengingat jasa dan pengorbananmu
untukku higga akhir hanyat berpisa dengan ragakku.
Ibu,
bagaimana caraku membalas jasamu……..?
rasanya aku ingin bersujud di hadapanmu, hatiku gunda dan butuh hadirmu untuk menopang tubuh letihku bu…... meskipun
aku belum bias mengukir bangga tapi izinkan aku menjadi anak yang berbakti padamu . Ibu aku mencintaimu aku sayang padamu dan aku tidak tau sampai dimana usiaku.. Tapi
bila Tuhan memberikan usia melebihi perkiraanku, aku ingin menjalani semua hal
di dunia ini hanya dengan ridhomu dan akan ku buat bangga dirimu akan ku genggam
tanganmu dan akan ku katakana kepada
dunia “INILAH IBUKU”
Ibu dengarla kata hati yang terdalam
dari hatiku….Disini, Tempatmu disini, dihatiku. Aku tak bisa atau lebih tepatnya aku tak ingin
kehilangan sosok sepertimu yang
memberikan kasih sayang pengorbanan dengan setulus hatimu, saat ini aku ingin
bersandar dipundakmu, bersimpuh dihadapanmu, menangis dalam pelukanmu agar hilang
semua resah dan sedihku.
Ketika
aku kecewa, aku memilih untuk memendamnya sendiri. Namun ketika semua itu tak
bisa aku bendung lagi, aku memilih untuk menangis, aku belajar untuk tidak
memaksakan kehendak, aku belajar untuk terus berharap, bersabar, mengerti dan
percaya akan datang hari dimana aku akan membuatmu tersenyum dan merasa bangga
akan diriku. Aku berfikir ini semua adalah cerita kehidupan di saat
pengorbananmu dan jerih payahmu
membesarkanku merajahi fikiranku, aku
tertunduk dipayungi kesedihan,, kemana
angin akan membawa ceritaku kemana ceritaku akan dibawa waktu kejarum jam ke
berapa waktu akan tersenyum kepadaku. Maafkan aku bu terkadang aku memang sering
mengeluh, tapi aku tak pernah menuntut hal yang berlebih. Tuhan tolong
tenangkan hati ini dan ubahlah jalan hidup ini agar aku dapat memberikan yang
terbaik untuk sosok perempuan yang tiada duanya di dunia ini “IBU”
Melalui setiap rangkaian katakuku ini, aku jelaskan Apa yang aku rasakan maafkan aku Ibu aku tak bisa ungkapkan secara lisan padamu maafkan aku, aku terkadang Menebak-nebak, atau skedar
menerka-nerka tentang isi hatimu bu. Apakah
dengan semangatku yang seperti ini kelak di suatu masa aku bisa menjadi
kebangganmu..? bukankah aku sudah katakana bu, aku ini penakut ......” aku
takut jika aku gagal membalas semua jasamu dan membahagiakanmu, tapi ada
sesuatu yang membuatku yakin entah seperti apa tapi serasa ada bisikan yang
kuat yang membuat aku yakin aku bissa membanggakanmu,,, yang harus aku lakukan
sekarang bersabar menunggu waktu dan keadaan memanggilku sehingga aku bisa
melakukan sesuatu hal yang bias membuatku menjadi anak yang berguna untukmu ibu.
Ibu, apa yang harus aku katakan lagi tuk menyampaikan rasa dihatiku agar engkau dapat simpulkan aku
ingin menjadi anak yang berguna untukmu.
Masih dimemory itu namun entah di
lintasan ke berapa…? ataukah di putaran ke berapa…? di urutan keberapa….? ataukah
di barisan ke berapa….? tetap saja berputar-putar di fikiranku begitulah adanya
jalan kehidupan lika-liku kehidupan proses kehidupan kaset kehidupan akan tetap
merekam ada yang memilukan dan ada yang mengharukan, disini aku talah menjadi
saksi akan pengorbannmu yang engkau berikan untuk hidupku yang tidak pernah
engkau ukur dengan tenaga, materi ataupun rasa lelahmu semua itu engkau lakukan
atas dasar sayang kepada anakmu ini,, tak ada yang engkau hiraukan, panas
adalah payung hari-harimu, hujan adalah pelepas dahagamu, keringat adalah
temanmu, lelah letih adalah sahabtmu… hanya demi untuk membesarkanku engkau
rela mengorbankan semuanya,, dari cacian orang dari hinaan orang dari segala
hal yng dapat melemhkan semangatmu.. tapi semua itu bukanla penghalang bagimu
dan engkau terus berjuang demi diriku, mungkin untuk saat ini aku belum bias
menjadi yang terbaik tapi disini di dalam hati ini ada tekat yang sangat kuat
kelak disuatu masa aku akan menggenggam tanganmu dan akan aku katakana kepada
dunia “INILAH IBUKU” terima kasih ibu atas semua hal yang engkau berikan selama
ini, aku menyayangimu seumur hidupku.
Ibu setiap mata manusia bisa mengalirkan
air mata, setangguh-tangguhnya manusia tetaplah manusia…… Dan aku juga
MA-NU-SIA bu, mata ini juga pernah meneteskan air mata untukmu ibu mata ini
juga pernah bersedih melihat berat beban yang engkau pikul demi kelangsungan
hidupku mata ini juga pernah meneriakkan rasa sekit saat engkau harus merasakan
pahitnya kehidupan demi membesarkanku, tak da kata yang bias aku ucapkan selain
kata terinda untukmu “TERIMA KASIH BUNDA” tanpamu mungkin aku tak akan hidup
sampai saat ini.
Seorang
anak sedang menulis ia tuliskan kesedihannya dan pengorbanan ibunya demi kelangsungan
hidupnya, ia tuliskan cintanya hingga
lembaran kertas dihadapannya tak mampu
lagi memberikan lembaran cerita, saat seorang anak ini sibuk menuliskan kata-kata untuk ibunya .
Di sebuah ruangan, seorang “IBU”
memeluk erat syair-syair doanya kepada sang Ilahi. Seorang anak itu terus menulis
ia tuliskan tentang pengorbanan ibunya, ia tuliskan cintanya dan semua raasa
yang ia rasakan hingga matanya terkadang berkata lelah. Ia tak pedulikan lagi,
baginya tulisan ini adalah ungkapan hati untuk sang wanita tangguh yang
melahirkannya. Di sebuah ruangan, sebelum anak itu menuntaskan bait terakhir
tulisannya, seorang “IBU” bersujud berdoa memohon dan berlina air mata
agar anaknya bias menjadi orang yang berguna, “Takdir ibu, melahirkanmu takdirmu
melampaui nasib ibu. Takdir ibu, biarlah milik ibu.” Takdirmu ubahla melampaui
nasib ibu… seorang ibu tersebut trus berdoa “Detik waktu, ialah detak ibu
membesarkanmu. Detak waktu, ialah detik engkau mengubah jalan hidupmu” Akhirnya,
dengan tabah seorang anak tersebut menyelesaikan tulisan terakhirnya “aku selalu
mencintaimu IBU dulu sekarang nanti dan selamanya”.
Dari
anakmu : Jemmy Chandra